Sep 29, 2008

Karawitan Dan Perkembangannya

Sapa sing kadit itreng karawitan? Selama ini orang begitu mendengar kata karawitan yang terkesan adalah sesuatu yang berhubungan dengan gamelan. Jadi mungkin saja sebagian orang akan berkomentar “wah kuno iku rek...” atau “haha...koyok wong kewut ae..”. atau mungkin juga sebagian lagi menjawab...”itu adalah warisan budaya kita, yang harus kita lestarikan....”, tetapi kenyataannya, kebanyakan yang bilang seperti itu jika ditanya lebih jauh tentang karawitan dan atau gamelan ternyata tidak bisa menjawab. Bukankah itu hanya...lek arema sing ngarani kacang...artine kakehan cangkem...:) hehehe...sorry lho bukan bermaksud kasar, tetapi itulah yang terjadi pada kondisi masyarakat kita saat ini. Dia bisa bilang begitu tapi konsekwensinya apa? Apa dia nanggap? Apa cuma sekedar retorika agar dianggap sebagai pelestari seni dan budaya?
Di Jawa salah satu bebunyian yang dianggap tua dan masih bertahan hidup serta berkembang sampai sekarang adalah karawitan. Mungkin jika di luar pagar Jawa lebih populer dengan gamelan. Atau bahkan ada juga yang menyebutkan sebagai musik “Gong” saja. Istilah karawitan mungkin istilah yang paling gress, baru, namun penggunaannya serta pemaknaannya semakin berkembang. Banyak orang memaknai karawitan berasal dari kata dasarnya, yaitu rawit, yang berarti halus, kecil, rumit (refine, subtil, sophisticated). Berdasarkan pengertian itulah maka tidak mengherankan bila kemudian kata karawitan digunakan untuk menyebut beberapa cabang seni yang mempunyai karakter halus, lembut, rumit dan atau sejenisnya.
Menurut K.R.T Tandha Koesoema dalam bukunya Serat Gulangyarya (1888) pada pupuh Pucung (pada 12-16), karawitan itu mencakup antara lain :
1. tembung-tembung,
2. gendhing,
3. gendheng (semua hal yang berkaitan dengan sindhenan),
4. lagu-lagu,
5. cengkok,
6. wiled,
7. laras,
8. trapsila (etika),
9. beksa,
10. ginem,
11. nembang,
12. nembung,
13. swaraning gamelan,
14. nglaras gamelan dan
15. ndamel wayang.
Mengapa semua itu dikategorikan karawitan? Karena memang semua hal yang disebutkan tadi adalah suatu hal yang rumit, halus, njlimet serta membutuhkan kejelian dan ketelitian. Sekarang yang menjadi pertanyaan, mengapa pada saat ini, jika kita berbicara karawitan, orientasi kita hanya pada seputar gamelan. Kita tidak akan berpikir sampai ke seni pahat, tatah atau yang lainnya yang notabene juga tidak kalah rumitnya. Mengapa...? SAYA TUNGGU COMMENT TEMEN-TEMEN...ok....??

Labels:

Sep 26, 2008

Musik Keroncong

Keroncong Musikku Keroncong Sayangku

Ngomong soal keroncong maka pikiran kita cenderung mengarah kepada suatu jenis musik yang kebanyakan hanya diminati oleh golongan tua. Ya memang sedikit kanyab orang berpendapat seperti itu. Rasanya masih sulit bagi generasi muda kita untuk osi nrimo musik keroncong sebagai salah satu jenis musik pilihan...wah koyok'ane angel. Kalaupun ada yang suka, ya paling-paling bisa dihitung, utas, aud, agit gnaro thok..ngono'a sam?

Dek jaman berjuang dulu (begitu salah satu bunyi syair langgam Caping Gunung) musik keroncong sangatlah populer terutama di kalangan para pejuang. Disamping sebagai sarana penghibur hati juga sebagai sarana pengobar semangat dalam perjuangan melawan penjajah. Pernah dengar lagu Pahlawan Merdeka. Ini merupakan salah satu contohnya. Atau mungkin lagu Lgm Melati Di Tapal Batas.mp3. Kalau kita simak syair-syairnya memang benar-benar indah dan mulia.

Lain dulu lain sekarang sam...ngono jarene kera-kera saiki. Kalau dulu berjuang melawan penjajah kalau sekarang melawan korupsi,lebih tewur masalahe.

Kalau pada saat ini perbincangan mengenai musik keroncong mungkin hanya terjadi pada tingkatan pelaku seni, jarang sekali dijumpai pada level masyarakat umum. Ya sangat disayangkan memang, tapi memang begitulah kenyataannya. Kanyab-kanyabe ngomong soal politik..lak oyi sam?

Musik keroncong dengan komposisi alat dan pola permainan musik yang telah baku pada saat ini memang merupakan kesenian asli yang berasal dari bangsa Indonesia. Alat-alat musik tersebut meliputi:

1. Biola : Digesek (sama dengan aslinya)
2. Seruling/ Flute : Ditiup (sama dengan aslinya)
3. Cuk/ Ukulele : Dipetik satu persatu (berbeda dengan aslinya)
4. Cak : Dipetik (alat musik tambahan)
5. Cello : Dipetik dengan ibu jari/ thumb stick (berbeda dengan aslinya yaitu digesek)
6. Bass : Dipetik (sama dengan aslinya)
7. Gitar : Dipetik (sama dengan aslinya)

Jadi keasliannya lebih cenderung kepada pola/ cara permainan dari beberapa alat musik yang digunakan tersebut : ukulele, cak, dan cello. Setelah masuk ke Indonesia alat musik ini kemudian diadopsi ke dalam cara permainan yang berbeda dengan aslinya.

Ini beberapa contoh lagu keroncong yang sudah terkenal.

Labels:

Sep 12, 2008

Kuda Lumping

Turonggo Baruno

Bebebapa minggu yang lalu sebelum memasuki bulan puasa saya
berkesempatan mereviews salah satu penampilan kelompok kesenian
tradisional kuda lumping (jaranan) malang yaitu Turonggo Baruno
yang tampil di daerah Karangbesuki Malang. Kelompok ini termasuk kelompok kuda lumping yang sudah berumur tua di Malang.
Dalam setiap penampilan kelompok kuda lumping, biasanya akan datang beberapa wakil anggota
dari kelompok kesenian kuda lumping lain, yang terkadang juga ikut tampil di
dalamnya, tentunya yang mempunyai type/ jenis yang sama. Karena jenis kuda lumping ini ada bermacam-macam seperti jaranan dor, pegon, jur dll.
Ini merupakan salah satu kebiasaan yang sering ditemui.
Kebiasaan ini menjadikan suatu alat penting guna menjalin persatuan
antara kelompok kesenian kuda lumping yang satu dengan yang lain. Di
samping itu juga menjadikan kebiasaan yang baik berupa persaingan yang
sehat antar kelompok dengan saling menunjukkan kelebihan masing-masing.
Dalam setiap penampilan terdapat bermacam-macam atraksi yang di tampilkan diantaranya: Atraksi menyemburkan api, dagelan, tari pembuka, dll.
Berikut ini contoh dari atraksi-atraksi yang ditampilkan tersebut:



Powered by ScribeFire.

Labels:

Sep 9, 2008

Perkenalan

Assalamualaikum. wr. wb

Selamat datang di kampungmalang.blogspot.com dan ayas sampaikan salam persahabatan buat nawak-nawak semua. Yakpo kabare ker? Kipa-kipa ae kan? Mugo-mugo umak-umak podho sehat kabeh, lak ngono a ker? Ya itulah sebagian dari bahasa khas Malangan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Malang, terutama di kalangan anak-anak mudanya. Disamping dikenal dengan Aremania'nya atau Singo Edan, Malang juga dikenal dengan gaya bahasanya yang dibolak-balik tersebut (boso walikan). Nama blog kampungmalang ini hanya merupakan suatu istilah agar lebih terasa familiar/akrab da bukan merupakan nama tempat kampung malang yang ada di Surabaya.

Blog ini dibuat dengan maksud untuk lebih mengenalkan kota Malang kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang kota Malang khususnya dan daerah lain di sekitarnya, terutama dari sisi keseniannya. Dan tidak menutup kemungkinan juga topik lain yang sifatnya lebih umum. Agar lebih terasa Malangannya maka bahasanya juga memakai bahasa Malangan/ walikan dan tidak ada maksud sedikitpun dari penulis untuk mengarah kepada hal yang sifatnya rasialis maupun kedaerahan. Umak-umak osi itreng kan?

Malang disamping sebagai kota pendidikan juga kanyab mempunyai kesenian-kesenian daerah, baik yang sifatnya tradisional, semi-tradisional, maupun yang modern. Seperti tari topeng, wayang kulit, wayang orang, jaranan/ kuda lumping, tayub, kethoprak, ludruk, keroncong, campursari, terbang jidor, sholawat dan lain-lain. Tiap daerah tentu mempunyai ciri khasnya masing-masing, begitu juga dengan Malang. Dengan alasan itulah penulis bermaksud mengangkat topik-topik Malangan tersebut dalam bentuk tulisan, liputan, interviews dan lain-lain ke dalam blog ini. Dan memang sudah sepantasnya hal-hal seperti ini juga perlu untuk mendapatkan perhatian dari kita semua. Di samping sebagai wujud kepedulian juga sekaligus sebagai bentuk perhargaan kepada mereka (para tokoh/ pelaku seni) atas jasa-jasa mereka untuk tetap mempertahankan serta melestarikan kebudayaan bangsa ini. Oyi a ker?

Untuk itu saya mengharap adanya dukungan dari teman-teman semua. Silahkan teman-teman memberikan comment, saran, usul, maupun request pada blog ini. Trims.

Wassalam.

Labels: